Rabu, September 08, 2010

Ustaz Azhar Ulu Kelang 2010 - Hukum Warnakan Rambut

Everytime you feel like you cannot go on

You feel so lost

That your so alone

All you is see is night

And darkness all around

You feel so helpless

You can`t see which way to go

Don`t despair and never loose hope

Cause Allah is always by your side



Insya Allah3x

Insya Allah you`ll find your way



Everytime you can make one more mistake

You feel you can`t repent

And that its way too late

Your`re so confused,wrong decisions you have made

Haunt your mind and your heart is full of shame





Don`t despair and never loose hope

Cause Allah is always by your side

Insya Allah3x

Insya Allah you`ll find your way

Insya Allah3x

Insya Allah you`ll find your way



Turn to Allah

He`s never far away

Put your trust in Him

Raise your hands and pray

OOO Ya Allah

Guide my steps don`t let me go astray

You`re the only one that showed me the way,

Showed me the way 2x

Insya Allah3x

Insya Allah we`ll find the way


Sabtu, Ogos 07, 2010

Ustaz Azhar 3 amalan xputus selepas mati flv

ustaz azhar idrus - perkenalan lelaki dan perempuan (6) last

ustaz azhar idrus - perkenalan lelaki dan perempuan (5)

ustaz azhar idrus - perkenalan lelaki dan perempuan (4)

ustaz azhar idrus - perkenalan lelaki dan perempuan (3)

ustaz azhar idrus - perkenalan lelaki dan perempuan (2)

ustaz azhar idrus - perkenalan lelaki dan perempuan (1)

Ustaz Azhar 2010 - Teori Big Bang Sesat

Ustaz Azhar 2010 - Bertunang Tanpa Ibu Bapa




Oh tidak..rasanya ramai sgt yg anggap aku bkal isteri dorang..waaaaa..adakah ini bermaksud aku sudah jadi tunangan orang..whhoooaaa..

ok2..think positive mahdia..positive only..!!

first..aku ngan meka dah lama putus then meka pn dah ada pengganti aku..orait..ini bermakna aku bebas bukan..hahaha..yeah..legaaaa...

cuma..aku masih terikat ngan someone ni..adedehh..dia cakap aku bakal isteri dia then aku pun cakap dia bakal suami aku..then adakah ini bermaksud aku dan dia adalah tunangan yang sah pada syarak..?? oh no..aku mesti bincang ngan dia as soon as possible..ASAP..!!ASAP..!!

S.N..we need to talk my dear..waaaaa...!!

Selasa, Ogos 03, 2010

Kisah seorang hamba Allah SubhanahuWaTaala dengan seorang paderi

Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah S.W.T. berupa pendidikan agama Islam bahkan dia mampu mendalaminya. Selain belajar, dia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, dia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah S.W.T. memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu Hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar dia turut masuk ke dalam gereja. Mula mula dia keberatan, namun kerana desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu, sipaderi agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata ;


 “Di tengah kita ada seorang Muslim. Aku harap dia keluar dari sini.”

Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya. Paderi tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Hingga akhirnya paderi itu berkata ;


 “Aku minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.”


 Barulah pemuda itu beranjak keluar. Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang paderi ;


 “Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang Muslim?”


Paderi itu menjawab ; “Dari tanda yang terdapat di wajahmu.”

Kemudian dia beranjak hendak keluar. Namun, paderi ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan ugamanya. Pemuda Muslim itupun menerima tentangan debat tersebut.

Paderi berkata ; “Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat.”


Si pemuda tersenyum dan berkata ; “Silakan!”

Sang paderi pun mulai bertanya ; “Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya.”

“Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai roh! 


Apa yang di maksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? 


Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? 


Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?


 Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah Dan ibu!”

“Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diazab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?


 Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?”

“Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?”

Mendengar pertanyaan tersebut, pemuda itu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah.
Setelah membaca Bismillah dia berkata ;

1 : Satu yang tiada duanya ialah Allah S.W.T.

2 :  Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah S.W.T. berfirman ; “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami).”
Surah Al-Isra’ : Ayat 12

3 : Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil Dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

4 : Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quran.

5 : Lima yang tiada enamnya ialah Solat lima waktu.

6 : Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah Hari ketika Allah S.W.T. menciptakan makhluk.

7 : Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah S.W.T. berfirman ; “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat padaciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.”
Surah Al-Mulk : Ayat 3

8 : Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy AR-Rahman. Allah S.W.T. berfirman ; “Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada Hari itu delapan orang malaikat men-junjung ‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.”
Surah Al-Haqah : Ayat 17

9 : Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah Mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa iaitu : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.*

10 : Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah S.W.T. berfirman ; “Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.”
Surah Al-An’am : Ayat 160

11 : Sebelas yang tiada dua belasnya ialahjumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf.

12 : Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu’jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah ; “Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman ; “Pukullah batu itu dengan tongkatmu.” Lalu memancarlah daripadanya dua belas Mata air.”
Surah Al-Baqarah : Ayat 60

13 : Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

14 : Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai roh adalah waktu Subuh. Allah S.W.T. ber-firman ; “Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.”
Surah At-Takwir : Ayat 18

15 : Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus a.s.

16 : Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf, iaitu ketika mereka berkata kepada ayahnya ; “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.” Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka ; “Tak ada cercaan terhadap kamu semua.” Dan ayah mereka Ya’qub berkata ; “Aku akan memohonkan ampun bagi muka pada Rabbuk. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Surah Yusuf : Ayat 98

17 : Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keldai. Allah S.W.T. berfirman ; “Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keldai.”
Surah Luqman : Ayat 19

18 : Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim.

19 : Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah S.W.T. berfirman ; “Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.”
Surah Al-Anbiya’ : Ayat 69).

20 : Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua).

21 : Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya wanita, sebagaimana firman Allah S.W.T.? “Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.”
Surah Yusuf : Ayat 28

22 : Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya : Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari.

Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh paderi.
Pemuda ini berkata ; 


“Apakah kunci surga itu?” 


Mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kekuatirannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak. Mereka berkata ; 


“Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!”


Paderi tersebut berkata ; “Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut kalian marah.”

Mereka menjawab ; “Kami akan jamin keselamatan anda.”

Paderi pun berkata, “Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah.”

Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslim yang bertakwa.**



* Penulis tidak menyebutkan yang kesembilan(pent.)
** Kisah nyata ini diambil dari Mausu’ah al-Qishash al-Waqi’ah melalui internet, www.gesah.net.
Dipetik dari : http://dupahang.wordpress.com/.
Wallahu'alam..


:: banyak pengajaran yang boleh diperolehi dari kisah di atas..bagi orang2 yang berfikir..insyaAllah..

Sabtu, Julai 24, 2010

Khaulah binti Tsalabah

"Aku haram bagimu! Engkau telah menceraikan aku dengan cara jahiliyah, kata Khaulah pada Aus dengan nada keras. 

Tapi Aus tidak peduli. Ia tetap menginginkan Khaulah. Khaulah mendorong Aus dan berlari keluar. Ia tak sadar jika baju bagian belakanganya robek. Ketika hendak membetulkan jilbabnya, Khaulah baru menyadarinya. Ia menjadi bingung hendak pergi ke mana dengan baju robek.

Persoalan ini bermula ketika Khaulah sedang shalat di kamarnya, Aus pulang dan merasa sangat lapar. Ketika tak didapatinya secuil makanan pun di rumah, darahnya meluap-luap. Begitu Khaulah muncul di hadapannya, dia langsung mencaci-maki istrinya dengan kata-kata yang sangat kasar. Dituduhnya Khaulah telah menghabiskan makanan. Padahal yang sesungguhnya, sejak kemarin Khaulah belum makan karena dia lebih mengutamakan suaminya ketimbang dirinya. Seringkali jatah makanannya diberikan kepada suaminya agar tidak kelaparan.

Menerima tuduhan dan cacian seperti itu, bukan alang-kepalang sedih dan sakitnya hati Khaulah. "Alangkah tak tahu dirinya kau, Aus, batinnya mengucap. Tetapi dia tetap sabar dan menahan diri. Melihat istrinya hanya diam terpaku, Aus semakin berang. Ditamparnya Khaulah. "Engkau bagiku seperti punggung ibuku, katanya sambil pergi keluar rumah.

Khaulah tertegun. Menangis tersedu. "Sampai hati engkau berkata seperti itu, Aus. Kau ceraikan aku dengan cara jahiliyah, ujar Khaulah dalam hatinya.

Tak lama berselang, Aus pulang kembali ke rumahnya dengan membawa sejumlah kurma. "Makanlah ini Khaulah, ujarnya seraya menyodorkan kurma pada Khaulah.

"Alhamdulillah, saya tidak lapar, jawab Khaulah ketika itu.

"Baiklah, kalau begitu aku makan saja semuanya. Dimakannya kurma itu dengan lahap hingga tak bersisa.

Khaulah masih duduk terpaku. Tanpa disadarinya, Aus mendekatinya seraya mengajaknya ke kamar. Tapi Khaulah mengelak dan menjauh. Aus mengejarnya sambil berusaha menanggalkan pakaian Khaulah. 
"Khaulah, sedang apa engkau di sana? Tanya tetangganya yang melihat Khaulah celingukan kesana-kemari. "Kemarilah! kata tetangga itu lagi. Khaulah menghampiri tetangganya itu. Tetangganya mengajak Khaulah masuk ke rumahnya. "Ada apa Khaulah? Sepertinya engkau sedang kebingungan, tanya tetangga itu lagi. Khaulah menceritakan apa yang baru saja dialaminya. 

"Kalau begitu engkau telah diceraikan.

"Ya, aku diceraikan dengan cara jahiliyah, ujar Khaulah.

"Lalu apa rencanamu?

"Aku akan mendatangi Rasulullah untuk meminta petunjuk darinya.

Khaulah pergi menemui Rasulullah. Sesampainya di tempat Rasulullah, Khaulah menceritakan semua kejadian yang dialaminya dan keburukan perangai suaminya. 

Aus, suami Khaulah, memang seseorang yang berperangai buruk. Ucapannya kasar, suka memaki dan menghina, bahkan tak jarang dia memukul istrinya. Sebaliknya, Khaulah adalah seorang wanita yang berbakti pada suaminya. Setiap kali suaminya pulang, Khaulah selalu bergegas menyediakan makanan seadanya berupa roti kering. Namun selalu mendapat cacian dan makian dari suaminya. Aus suka sekali makan yang enak-enak, tetapi apa yang harus dihidangkan? Hanya itu yang tersedia di rumahnya dan ia pun tak memiliki uang yang cukup untuk membeli makanan yang lezat. Cacian dan makian suaminya yang memerahkan telinga diterimanya dengan sabar.

Wanita itu selalu menyimpan kesedihan dan derita yang dialaminya. Satu hal yang selama ini selalu menghibur hatinya adalah sebuah ayat yang ia dengar dari Nabi Muhammad Saw., yang artinya:
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya yang demikian itu sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusuk. Yaitu orang-orang yang meyakini akan berjumpa dengan Tuhannya dan akan kembali kepada-Nya. (QS. Al-Baqarah: 45).

Ayat ini laksana penawar rasa duka dan deritanya. Dengan sekuat tenaga ia selalu berusaha untuk berbakti pada suaminya. Ridha menerima nasib dan selalu melayani kebutuhan suaminya dengan ikhlas, meskipun derita yang dirasakannya sungguh tak terperikan.

"Khaulah, suamimu sudah cukup tua. Jagalah ia baik-baik, ujar Rasulullah. Tetapi tiba-tiba Rasulullah menunduk seperti sedang menerima sesuatu.

"Khaulah, Allah telah menurunkan ayat-ayat yang berkenaan dengan masalahmu. Rasulullah membacakan ayat yang baru saja diterimanya:

"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan padamu tentang suaminya dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-Mujadilah: 1).

"Orang-orang yang menzihar istrinya di antara kamu, (menganggap istrinya sebagai ibunya, padahal) tidaklah istri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka telah mengatakan suatu perkataan yang munkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Mujadilah: 2).

"Orang-orang yang menzihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan. Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum keduanya (suami istri itu) bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah: 3).

"Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa, (wajib atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang pedih. (QS. Al-Muajdilah: 4).

Khaulah merasa bersyukur karena keluhannya didengar langsung oleh Allah Swt.. "Allah, Rabbul Alamin, alangkah agung karunia dan kasih sayang-Mu. Alangkah sempurna keadilan-Mu, tutur Khaulah. Air matanya berlinang, haru karena Allah tidak melupakannya, seorang wanita miskin dan lemah.

"Khaulah, suruhlah suamimu memerdekakan seorang budak, sabda Rasulullah.

"Rasulullah, dia tidak memiliki apa-apa untuk memerdekakan seorang budak.

"Suruh dia berpuasa dua bulan berturut-turut.

Khaulah yang tahu kelemahan suaminya yang telah cukup tua itu berkata, "Dia sudah tidak mampu lagi untuk berpuasa dua bulan berturut-turut.

"Kalau begitu, suruh ia memberi makan enam puluh orang miskin dengan satu gantang kurma.

"Dia juga tidak memiliki kurma sebanyak itu.

"Kami akan membantu setengahnya.

"Dan dariku setengahnya lagi. Sambung Khaulah.

"Bagus sekali Khaulah, pergilah segera dan sedekahkanlah kurma ini dan berlaku baiklah terhadap suamimu.

Khaulah pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri. Sementara Aus sedang duduk termenung. Melihat istrinya pulang, Aus segera menghampiri Khaulah. "Maafkan aku Khaulah, aku menyesal telah berbuat kasar padamu selama ini, ujar Aus dengan mata berkaca-kaca.

"Sudahlah, ada berita gembira, suamiku, kata Khaulah. Lalu diceritakannya semua peristiwa yang terjadi di tempat Rasulullah Saw..

Aus tersentak. "Allah, alangkah besar anugerah dan kasih sayang-Mu. Aku bertaubat pada-Mu dengan sepenuh hati, maka terimalah taubatku ya Allah, tutur Aus seraya menengadahkan kedua tangannya.
Masa terus berjalan dengan cepat, kini Aus telah tiada. Meninggalkan Khaulah sebatang kara. Namun wanita itu tetap tabah dan tegar laksana batu karang di lautan. Ia mencurahkan sisa kehidupannya untuk beribadah kepada Allah.

Tibalah saat Umar Bin Khattab memegang tampuk pemerintahan Islam. Usia Khaulah sudah semakin tua. Ketika dia berjumpa dengan Khalifah Umar, wanita itu menasihatinya,

"Hai Umar, aku ingat dahulu ketika di pasar Ukaz dan waktu itu namamu masih Umair, engkau menakut-nakuti anak-anak dengan pedangmu. Kemudian kau berganti nama menjadi Umar dan kini dipanggil dengan sebutan Amirul Mukminin. Maka bertakwalah kepada Allah dan sejahterakanlah rakyatmu, karena jabatan yang kau pegang adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Ketahuilah, barangsiapa takut dengan ancaman Allah, maka Allah akan memudahkan baginya segala yang sulit. Dan barangsiapa yang selalu mengingat mati, dia akan takut menyia-nyiakan waktu.

Demikian lama Khaulah menasihati khalifah Umar bin Khattab. Khalifah pun mendengarkan dengan penuh perhatian. Tiba-tiba salah seorang yang menyaksikan adegan itu menghampiri keduanya dan berkata pada Khalifah Umar, "Amirul Mukminin, wanita ini meremehkan dan membuat engkau lelah.

"Tidakkah engkau kenali siapa wanita ini? Dialah Khaulah binti Tsalabah, penyebab turunnya permulaan ayat surat Al-Mujadilah. Demi Allah, seandainya dia menasihatiku semalam suntuk, aku tidak akan meninggalkannya kecuali untuk shalat. Setelah itu, aku akan cepat kembali untuk mendengarkannya lagi, tutur Khalifah Umar.

Itulah kisah seorang wanita yang memiliki kesabaran tiada tara. Ia menjadikan sabar dan shalat sebagai penolongnya.






Khamis, Julai 08, 2010

Allah Maha Pengampun-"La Tahzan" (Dr Aidh Al Qarni)

Sesuai amat untuk memuhasabahkan diri..Ayuh sahabat2ku yang disayangi..marilah kita bersama2 muhasabahkan diri..Barakallahufikum..^_^..

Rabu, Julai 07, 2010

Selasa, Julai 06, 2010

Kisah Sayidina Umar bin al-Khattab r.a.

     Ibn al-Jauzi  dalam  kitab  tarikhnya  al-Muntazam, bercerita  mengenai  Sayidina Umar  bin  al-Khattab  r.a. yang  sedang  dalam  perjalanan  pulang  dari  Syam  ke  Madinah.  Apabila  melalui  sebuah  padang  pasir,  ia  melihat  sebuah  khemah  yang  dihuni  seorang  wanita  tua.  Wanita  tua  itu  tidak  mengetahui  bahawa  ia  sedang  berbicara  dengan  Umar, Amirul  Mukminin.

 Ia  bertanya,  "Wahai  pemuda,  apa  khabar  Umar  al-Khattab?"

Umar  menjawab,  "Dia  sedang  dalam  perjalanan  dari  Syam  ke  Madinah."

Perempuan  itu  berkata,  "Semoga  Allah  tidak  memberikan  kebaikan  kepadanya."

Umar  bertanya kaget, "Mengapa?"

Ia  menjawab, "Kerana  sejak  ia  menjadi  pemimpin, aku  belum  pernah  menerima  bantuan  suatu  apa  pun  daripadanya."

Umar  berkata, "Mungkin  itu  kerana  Umar  tidak  tahu  rumahmu  yang  terpencil  di  tengah  padang  pasir  seperti  ini."

Wanita  itu  berkata, "Subhanallah. Aku  tidak  pernah  menyangka  ada  seseorang  yang  manjadi  pemimpin  suatu  negara  namun  ia  tidak  mengetahui  semua  rumah  rakyatnya."

Umar  menangis  dan  meratap, "Duhai  celakanya  Umar.  Bagaimanakah  engkau  akan  menjawab  ucapan  wanita  ini  di  akhirat  nanti?"